Bukan Anak Gunung

Banyak yang beranggapan bahwa tujuan naik gunung adalah agar mendapat predikat penakluk gunung, atau anak gunung. Tapi sejatinya bukan, bukan itu. Sama sekali bukan untuk itu. Dari dalam hati saya tidak pernah ada niatan semacam itu. Saya mendaki gunung hanya karena merasa batin ini merasa damai ketika suasana dinginnya menusuk tulang, batin ini merasa tenang ketika kesunyiannya dapat memecah segala kepenatan setelah bekerja keras bagaikan kuda, serta kesahajaan yang sudah menjadi identitas pendaki dapat menghadirkan banyak pelajaran untuk diri yang masih belum mengerti apa-apa ini.
Beberapa hal berikut mungkin dapat dijadikan pembenaran alasan mendaki gunung.
1. Menaklukkan diri sendiri
Dengan mendaki melintasi bukit menahan berat beban membuat kita akan tahu seberapa besar kapasitas diri kita. Baik itu fisik maupun mental. Mendaki gunung berarti menaklukkan diri sendiri, saat berhasil mencapai puncak maka sejatinya yang telah berhasil kita taklukkan adalah diri kita sendiri. Mendaki gunung itu bukan sekadar perjalanan fisik, tapi lebih ke perjalanan hati.
2. Memahami betapa kecilnya kita
Ditengah ganasnya cengkeraman hutan rimba, membuat kesombongan dan keangkuhan akan luntur ditelannya. Disana kita akan memahami betapa besar Dia, Dzat yang menciptakan alam semesta beserta seisinya. Sedangkan diri ini hanyalah seonggok daging yang punya nama. Betapa kecilnya kita disisiNya, bahkan dihadapan ciptaanNya yang sangat kecil bernama gunung pun kita masih terlalu kecil.
3. Kepuasan batin
Mungkin yang satu ini naif, tapi bagi saya memang benar adanya. Saat berhasil mencapai puncak tak ada perasaan lain kecuali kepuasan batin yang tiada tara. Kepuasan yang mungkin tidak bisa digambarkan. Mungkin kepuasan yang saya rasakan seperti saat melihat AC Milan berhasil mengangkat trofi Liga Champions. Atau saat melihat Persibo juara divisi utama di Stadion Manahan Solo dulu.
4. Menghayati betapa indahnya negeri ini
Indonesia adalah negara dengan anugerah alam paling kaya di dunia. Ya, paling kaya di dunia. Kita merupakan negara kepulauan dengan gugusan ribuan pulau, terletak tepat ditengah garis khatulistiwa, dan juga dilalui ring of fire (gugusan gunung api dunia). Kombinasi anugerah-anugerah Tuhan yang luar biasa itu membuat negeri kita sejatinya adalah negeri yang kaya, sangat kaya. Salah satu keindahan alamnya adalah gunung.
Agar tahu bagaimana betapa indahnya negeri ini, maka dari itulah saya naik gunung. Untuk menunjukkan pada dunia bahwa negeri tercinta ini indah, maka dari itulah saya naik gunung.


Beberapa hal diatas mungkin dapat menggambarkan bagaimana apa yang saya impikan saat bersusah payah menggendong carier berisi matras, tenda, nesting, sleeping bag, makanan, air minum, pakaian, senter, peralatan masak, serta perlengkapan lainnya yang beratnya bisa mencapai belasan kilogram untuk mencapai dataran tertinggi dari sebuah gundukan tanah. Saya bukan anak gunung, saya bukan penakluk gunung, saya hanyalah seseorang yang ingin mentadaburi keindahan mahakarya Illahi, saya hanyalah seseorang yang berusaha mencintai negeri ini dengan caranya sendiri.



"Kami jelaskan apa sebenarnya tujuan kami. Kami katakan bahwa kami adalah manusia-manusia yang tidak percaya pada slogan. Patriotisme tidak mungkin tumbuh dari hipokrisi dan slogan-slogan. Seseorang hanya dapat mencintai sesuatu secara sehat kalau ia mengenal objeknya. Dan mencintai Tanah Air Indonesia dapat ditumbuhkan dengan mengenal Indonesia bersama rakyatnya dari dekat. Pertumbuhan jiwa yang sehat dari pemuda harus berarti pula pertumbuhan fisik yang sehat. Karena itulah kami naik gunung."  (Gie)

Komentar