Pendakian yang sudah begitu saya
nantikan, dengan segala persiapan yang serba mendadak, berangkat lah saya
menuju puncak tertinggi di Jawa Tengah itu. Bismillah.
Sabtu 1 November 2013 pukul 05.30
segalanya sudah siap terkemas rapi dalam carier. Segera saya berangkat untuk
menemui teman dalam pendakian saya kali ini, Adin. Maka pukul 06.00 kami
berangkat menuju titik pertemuan dengan anggota rombongan lainnya di Terminal
Giwangan, Yogyakarta. Pukul 07.00 kami sampai di terminal diikuti yang lainnya,
dan kemudian pukul 08.00 bus yang kami tumpangi meluncur menuju Purwokerto.
Kami menggunakan Bus Efisiensi (patas) jurusan Purwokerto dengan harga tiket
Rp. 40.000,- (plus dapet air mineral botol kecil, lumayan). Sekitar pukul 12.30
sampailah kami di Terminal Purwokerto. Setelah sholat kami langsung menuju bus
untuk menuju Basecamp Bambangan. Dengan
biaya Rp. 40.000,- (harga gak pasti tergantung pinter-pinternya negosiasi) hingga
sekitar pukul 15.00 sampailah kami di Basecamp pendakian Gunung Slamet via
Bambangan.
Basecamp ini adalah kediaman
Bapak Sugeng, berikut contact personnya bagi yang butuh 085726000335. Bagi saya
ini adalah basecamp terbaik sejauh pengalaman mendaki gunung. Selain rumahnya
bersih, rapi, dan nyaman, makanannya juga enak serta murah. Dan yang pasti tuan
rumahnya sangat ramah bagi kami para pendaki.
Setelah aklimatisasi, mengisi
perut, registrasi, re-packing, dan berdoa, maka perjalanan menuju puncak
tertinggi di Jawa Tengah pun kami mulai sekitar pukul 17.15.
Sekitar 5 menit berjalan gerbang
pendakian Gunung Slamet menyambut perjalanan kami.
Seperti biasa di kebanyakan
gunung pemandangan yang kami temui diawal pendakian adalah perladangan
penduduk. Track masih cukup landai berupa jalan tanah. Sekitar 20 menit
berjalan perladangan mulai habis dan kami menemui lapangan sepakbola.
Selepas lapangan sepakbola ini
track mulai menanjak dengan vegetasi hutan pinus yang masih cukup lebat.
Sekitar pukul 18.30 sampailah kami di Pos 1 Pondok Gemirung. Disini sudah cukup
banyak pendaki yang memutuskan untuk menginap. Maklum saja di Pos 1 ini sudah
berdiri bangunan permanen dari seng sehingga membuat nyaman dan aman baik dari
hujan maupun angin.
Hari berganti malam, suasana
sudah mulai gelap dan udara terasa semakin dingin. Sekitar 1 jam perjalanan
pukul 19.30 kami sampai di Pos 2 Pondok Walang. Pos 2 merupakan satu tanah
lapang dibawah naungan tegakan cemara gunung, disini bisa untuk mendirikan
beberapa tenda. Kami berhenti sejenak untuk makan, mencharge tenaga karena
kondisi fisik sudah mulai menurun. Beberapa menit kemudian kami melanjutkan
perjalanan dan sampailah kami di Pos 3 Pondok Cemara, keadaannya sama dengan
Pos 2 yaitu merupakan tanah lapang dibawah tegakan yang dapat untuk mendirikan
beberapa tenda.
(Diambil ketika turun)
Tidak lama setelah itu, sekitar
50 menit perjalanan dari Pos 3 sampailah kami di Pos 4 Samarantu. Keadaannya
tidak jauh berbeda dengan pos-pos sebelumnya yaitu merupakan tanah datar
dibawah naungan vegetasi. Bedanya, disini sangat tidak direkomendasikan untuk
nge-camp. Berdasarkan cerita dari warga sekitar serta dari pendaki lainnya, Pos
4 ini merupakan tempat mistis, tempat tinggalnya makhluk-makhluk Allah yang
tidak kasat mata. Dilihat dari namanya, ‘Samarantu’ berasal dari 2 kata yaitu
‘samar’ yang berarti tidak terlihat, dan ‘antu’ yang berarti hantu, atau hantu
yang samar tidak kasat mata. Maka sangat tidak direkomendasikan untuk
mendirikan camp disini.
Tidak lama sekitar setengah jam kemudian, tepat pukul
23.00 sampailah kami di Pos 5 Mata Air. Sepanjang perjalanan menjelang Pos 5
vegetasi sudah mulai berubah menjadi hutan lamtoro, tipikal vegetasi dataran
tinggi. Karena kondisi fisik yang sudah jauh menurun, serta sesuai dengan
target awal bersama rekan-rekan tim saya, akhirnya kami memutuskan untuk
nge-camp di Pos 5 ini. Di Pos 5 ini sudah ada bangunan permanen dari seng
seperti di Pos 1, dan kami mendirikan tenda didalam bangunan. Lebih nyaman dan
aman terlindung dari angin ataupun hujan. Yeah. Setelah menenggak segelas susu
jahe dan sholat, tanpa berlama-lama saya langsung tidur, beristirahat
men-charge energi untuk persiapan summit esok pagi.
Pukul 05.00 alarm berbunyi dan
saya terbangun dari tidur nyenyak semalam. Setelah makan dan semuanya siap, sekitar
pukul 06.45 perjalanan menuju Puncak Slamet pun dimulai.
Selepas Pos 5 track yang kami
lalui masih sama yaitu hutan lamtoro. Track masih sangat menanjak curam, mirip
track dari Kalimati ke Arcopodo. Sekitar 20 menit kami berjalan kami sampai di
Pos 6 Samyang Rangkah.
Dan sama sekitar 20 menit kemudian sampailah kami di Pos 7 Samyang Jampang. Di
pos 7 ini juga sudah berdiri sebuah bangunan permanen dari seng dengan luasan
yang sedikit lebih luas dibanding Pos 5. Disini juga sangat baik jika digunakan
sebagai tempat ngecamp, sebab selain sudah ada bangunan disini juga berada pada
punggungan bukit dibawah baungan vegetasi dan pemandangan yang mantab jaya.
Selepas Pos 7 mulai ditemui
edelweiss di kanan kiri track pertanda puncak sudah semakin dekat. Tak terasa
kami sudah melewati Pos 8 Kendit, dan sampailah kami di Pos 9 Palawangan. Pos 9
merupakan batas vegetasi. Selepas pos ini kita akan berhadapan dengan bukit
pasir yang menjulang dihadapan.
Puncak sudah semakin dekat,
semangat!!!
Ternyata karakter bukit pasir di
Slamet ini berbeda dengan Semeru, lebih mirip ke bukit menuju puncak Merapi.
Jika di Semeru merupakan bukit pasir, disini berupa kerikil berwarna merah dengan ukuran cukup besar, mirip seperti di Merapi.
Kami harus merangkak untuk melalui track ini. Setiap kali mendongak keatas
puncak seakan berlari menjauh, semakin jauh, kami merangkak lagi, menjauh lagi.
beberapa kali kami berhenti untuk mengatur nafas dan mengatur irama. Dan, setelah
bersusah payah merangkak melewati bukit sekitar 1,5 jam, maka sampailah kami di
tujuan perjalanan ini.
Atap Jawa Tengah, puncak
tertinggi kedua di Jawa! Puncak Slamet 3.428 mdpl!
Kemahsyuran legendanya membuat
saya sangat bangga bisa menginjakkan kaki di atap Jawa Tengah ini. Samudera diatas
awannya juga begitu cantik :)
Secara keseluruhan total
perjalanan sampai di Puncak Slamet adalah 9 jam dengan track yang menanjak curam, ±6 jam perjalanan basecamp - Pos 5, dan ±3 jam perjalanan dari
Pos 5 - puncak . Sama sekali gak ada bonus dari basecamp sampai puncak. Tempat
camp yang ideal di Pos 5 atau Pos 7, sebab sudah ada bangunan permanen dan
jaraknya dari puncak pun tidak terlalu jauh.
Selain legenda cerita mistisnya,
tentu saja Gunung Slamet juga menyimpan gugusan keindahan mahakarya Illahi yang
sayang jika dilewatkan. Bagi kawan-kawan yang belum pernah mendaki kesana very recommended
dah buat dicoba :)
Sampai berjumpa di catatan
perjalanan selanjutnya. Salam Indonesia Raya!
Komentar
Posting Komentar