Trip To Gunung Prau via Patakbanteng

Gunung Prau adalah salah satu gunung yang berada dikawasan wisata dataran tinggi Dieng Plateu. Gunung dengan ketinggian 2.565 mdpl ini belakangan sedang naik daun di kalangan pecinta ketinggian, khususnya yang berdomisili di sekitaran Jogja dan Jawa Tengah. Tracknya yang tidak terlalu panjang juga membuat Prau menjadi sasaran bagi para pendaki pemula untuk melatih skill menghadapi ketinggian. Oleh karena itu saya pun menjadi tertarik untuk mencoba track gunung yang konon mempunyai view sunrise luar biasa indahnya itu.
Sabtu pagi 26 April 2014 segalanya sudah terkemas rapi dalam kerir. Pendakian ini merupakan pendakian ‘tak sengaja’ bersama kawan saya, Mugi, beserta rombongan kampusnya. Jadilah saya penyusup diantara rombongan mereka. Setelah segalanya siap dan semua anggota rombongan berkumpul, siang itu ba’da dzuhur sekitar pukul 12.30 berangkat lah kami menuju basecamp. Setelah perjalanan melelahkan melewati Magelang-Secang-Temanggung-Parakan-Wonosobo-Dieng selama kurang lebih 5 jam perjalanan, sampailah kami di basecamp pendakian Gunung Prau via Patakbanteng.



Waktu saat itu menunjukkan waktu maghrib, jadi kami memutuskan untuk sholat terlebih dahulu. Untuk urusan perut sudah kami selesaikan ditengah perjalanan tadi. Maka setelah re-packing dan segalanya dirasa siap, dan tentu tak lupa berdoa, kami memulai pendakian ini. Waktu saat itu menunjukkan pukul 19.00. Biaya registrasi Rp. 4.000,- per individu, dan parkir motor Rp. 5.000,-.
Track pertama yang kami lalui adalah pemukiman penduduk, yang kemudian disambut oleh jalanan berbatu yang cukup panjang. Selepas jalanan berbatu, perladangan penduduk menyambut kami. Seperti track pendakian pada umumnya.
Setelah perladangan habis kami memasuki hutan pinus yang tidak terlalu lebat. Di sisi kanan maupun kiri berhadapan dengan bibir jurang yang cukup dalam. Track berupa tanah berundak-undak, cukup licin karena sehabis diguyur hujan. Beberapa kali kami menemui tanah lapang yang cukup luas untuk mendirikan beberapa tenda, namun kami tidak tahu itu pos atau bukan sebab tidak ada keterangan. Setelah kurang lebih 1,5 jam perjalanan sampailah kami di Pos 3. Pos ini merupakan tanah lapang dibawah tegakan hutan yang cukup untuk mendirikan beberapa tenda. Waktu menunjukkan pukul 20.30. Jika seandainya fisik sudah payah mungkin  di pos ini cukup baik untuk mendirikan tenda.
Beberapa langkah setelah Pos 3 track mulai berubah dari tegakan hutan ke tipikal vegetasi dataran tinggi, dimana pepohonan sudah mulai menghilang. Hawa dingin mulai menusuk tubuh sebab sudah tidak ada vegetasi yang menahan angin. Track masih sama sepanjang perjalanan antara Pos 3 sampai menjelang puncak.
Setelah sekitar 30 menit perjalanan dari Pos 3, sampailah kami di ujung perjalanan ini. Puncak Prau menyambut kami dengan sayup-sayup suara pendaki yang sudah menjejakkan kakinya di tempat ini terlebih dahulu. Puncak Gunung Prau merupakan bukit-bukit teletubies yang sangat luas, mirip bukit teletubies di Sabana Merbabu namun dengan frekuensi yang jauh lebih banyak. Sangat luas, dapat menampung mungkin sampai ratusan tenda. Segera saja kami mendirikan tenda untuk menikmati malam yang tentu akan luar biasa. Tenda berdiri, udara dingin menusuk, kopi panas, mie instan, dan bercengkerama dengan pendaki lain. JUARA!
Malam semakin larut, tanpa terasa waktu menunjukkan pukul 00.00 dan mayoritas para pendaki sudah mulai bergumul dengan sleeping bag masing-masing. Karena memang sudah waktu untuk beristirahat maka saya pun memutuskan untuk tidur, tak lupa alarm set pukul 04.30. konon sunrise Gunung Prau menyajikan lukisan mahakarya Illahi yang tak ternilai indahnya, jelas tak mungkin saya lewatkan.
Alarm berbunyi pukul 04.30, mata saya pun terbuka. Setelah sholat subuh kamera tak lepas dari genggaman.
Sunrise Puncak Prau.
Selfie dulu..
Benar apa yang saya dengar selama ini, pemandangan dari Puncak Prau memang sangat luar biasa. Sindoro-Sumbing nampak gagah didepan mata, bak paku bumi yang menancapkan daratan agar tetap kokoh menjejak bumi. Merapi-Merbabu pun tak mau kalah, bagai 2 sejoli yang tak pernah mau lepas. Begitu juga dengan Telomoyo dan Andong dibawah Merbabu, serta Ungaran yang menjulang dengan puncaknya yang memanjang. Sungguh, sebuah lukisan mahakarya Illahi yang tak terhingga indahnya. Ditambah dengan merahnya langit matahari terbit.
Bonus, Telaga Warna Dieng nampak anggun dari ketinggian.
Pendakian ke puncak Gunung Prau memang tidak terlalu lama, hanya membutuhkan waktu kurang lebih 2 jam sampai puncak dengan jalan normal. Namun pemandangan dan pengalaman yang disajikan tak kalah dengan pendakian gunung-gunung lainnya. Untuk sobat petualang yang belum pernah kesana, mungkin bisa diagendakan suatu saat nanti. Intinya, recommended banget lah.
Semoga bermanfaat, sampai bertemu di catatan perjalanan selanjutnya :)
Salam Lestari.

Komentar