Kali ini saya akan mengulas
mengenai piknik tipis-tipis yang saya lakukan beberapa waktu yang lalu, bersama
Nyonya.
Seperti yang diketahui, untuk
masyarakat yang berdomisili di Surabaya dan sekitarnya ada beberapa alternatif
lokasi wisata yang biasanya banyak dikunjungi di akhir minggu atau musim
liburan. Yaitu antara lain Batu, Malang, Tretes, Pacet, hingga Trawas. Nah
untuk kali ini saya ingin mencoba berbagi informasi mengenai catatan perjalanan
di Trawas.
Trawas sendiri merupakan sebuah
kecamatan yang berada di Kabupaten Mojokerto. Wilayahnya berada di kaki Gunung
Penanggungan. Seperti biasanya, setiap lokasi wisata alam yang berada di kaki
gunung sudah pasti menyuguhkan udara sejuk khas pegunungan. Suasananya sejuk,
cocok untuk menyegarkan pikiran agar kembali fresh untuk melakukan aktivitas
sehari-hari. Letaknya kurang lebih 65 km dari Kota Surabaya, atau kurang lebih
1 jam sampai 1,5 jam perjalanan, tentu tidak terlalu jauh untuk ditempuh baik
menggunakan roda 4 maupun roda 2. Rute yang ditempuh bisa melalui
Surabaya-Krian-Mojosari-Trawas, atau Surabaya-Gempol(Japanan)-Mojosari-Trawas.
Lokasi pertama yang kami kunjungi
adalah Air Terjun Dlundung. Air terjun ini memiliki ketinggian mungkin sekitar
40 meter. Volume airnya tidak terlalu deras, namun cukup menarik jika ingin
gebyuran dibawah dingin dan segarnya air pegunungan.
Biaya tiket masuk Rp.
12.500/orang, plus parkir motor Rp. 5.000. Sudah banyak tersedia tempat makan
maupun jajanan, jadi jangan khawatir akan bahaya bencana kelaparan.
Lokasi kedua adalah Reco Lanang
(Buddha Akshobhya). Dalam bahasa jawa, reco berarti arca atau patung, sedang
lanang berarti laki-laki, sehingga dapat diasumsikan bahwa Reco Lanang berarti
Arca Laki-Laki. Tempat ini merupakan patung budha berukuran besar, dengan
ukuran lebar setidaknya 3 meter dan tinggi kurang lebih 4 meter. Persis sebelum
memasuki lokasi arca kita akan disambut dengan sepasang patung gajah di sisi
kanan dan kiri dengan ukuran mini. Tidak dipatok harga tiket resmi, kita hanya
diminta mengisi daftar hadir dan membayar retribusi sukarela.
Sayangnya, saya sama sekali tidak
menemukan penjelasan mengenai Reco Lanang ini. Baik itu kapan arca ini
dibangun, penjelasan mengenai patung budha, maupun penjelasan-penjelasan
lainnya yang berkaitan dengan nilai historis dan religi dari keberadaan arca
ini. Sebab sepengalaman saya, setiap lokasi wisata sejarah maupun religi
biasanya akan dilengkapi dengan penjelasan mengenai lokasi tersebut, seperti
candi, istana, museum, dsb. Tentu hal ini menjadi PR pihak pengelola untuk
menyediakan sarpras pendukung lokasi wisata.
Reco Lanang
Lokasi ketiga adalah Pertirtaan
Jolotundo. Bisa dibilang Pertirtaan Jolotundo adalah destinasi wisata utama di
Trawas. Lokasi ini merupakan pemandian, yang konon merupakan pemandian warisan
dari Prabu Udayana. Hal ini sesuai dengan nama jalan lokasi wisata ini berada,
dimana dari Kota Trawas untuk menuju ke lokasi wisata ini maka kita akan
melalui Jalan Udayana. Pertirtaan Jolotundo berada di kaki Gunung Penanggungan,
sehingga udaranya sejuk dan airnya jernih. Banyak orang percaya, bahwa air dari
Pertirtaan Jolotundo ini menyehatkan, dapat menyembuhkan segala macam penyakit.
Jadi tidak ada salahnya saya mencoba membasuh wajah, kepala, tangan dan kaki.
Tiket masuk Rp. 10.000/orang dan
parkir motor Rp. 5.000. sarpras pendukung seperti toilet dan mushola sudah
tersedia. Pun dengan tempat makan dan jajanan lainnya.
Pertirtaan Jolotundo
Nah cukup demikian catatan
perjalanan kali ini. Jangan lupa piknik ya, dan tentu jangan lupa pula untuk
selalu menjaga kebersihan.
Sampai bertemu di catatan perjalanan selanjutnya.
Komentar
Posting Komentar