Kalimantan Selatan adalah
salah satu provinsi dengan kawasan hutan yang cukup luas di Indonesia.
Berdasarkan SK Menhut. No.435/Menhut-II/2009 tanggal 23 Juli 2009, kawasan hutan di Provinsi Kalimantan Selatan
adalah seluas 1.779.982 Ha, yang berarti setara dengan 47% jika dibandingkan
dengan luas total Provinsi Kalimantan Selatan. Luas kawasan hutan tersebut
terbagi ke dalam beberapa fungsi, yaitu antara lain hutan konservasi, hutan
lindung, hutan produksi terbatas, hutan produksi tetap, dan hutan produksi yang
dapat dikonversi. Dengan potensi yang sedemikian besar, maka potensi hasil
hutan di Provinsi Kalimantan Selatan pun juga sangat besar.
Secara umum, hasil hutan
dibagi menjadi dua, yaitu hasil hutan kayu dan hasil hutan bukan kayu (HHBK). Seiring
dengan laju kerusakan hutan yang terjadi, diperlukan upaya untuk mencari alternatif
pemanfaatan hasil hutan tanpa mengganggu proses ekologis yang ada. Hal ini
dikenal dengan konsep Close to Nature
Forest (CNF). Dan produk turunan dari HHBK agaknya menjadi jawaban atas
permasalahan ini. Hal ini jugalah yang disadari oleh Pemerintah Provinsi
Kalimantan Selatan beserta stakeholder terkait untuk mengoptimalkan potensi
HHBK di Provinsi Kalimantan Selatan yang tergolong sangat tinggi.
Menurut Peraturan Menteri
Kehutanan No. 35 tahun 2007, HHBK sendiri didefinisikan sebagai hasil hutan
hayati baik nabati maupun hewani beserta produk turunan dan budidayanya kecuali
kayu yang berasal dari hutan.
Oleh karena itu, dengan tujuan
mempromosikan HHBK hasil olahan dari petani lokal dan kelompok tani hutan,
Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan melalui Dinas Kehutanan membuka gerai
Pusat Pemasaran Hasil Hutan (PPHH) Kalimantan Selatan.
Selasa, 2 Juli 2019,
bersamaan dengan acara Lokakarya Gerakan Nasional Pemulihan DAS saya
berkesempatan untuk mengunjungi PPHH ini. Berikut beberapa produk PPHH hasil olahan
petani lokal dan beberapa kelompok tani hutan Kalimantan Selatan, yang difasilitasi
oleh pemerintah dan beberapa stakeholder terkait.
Yang pertama, ada aneka
olahan teh, ada teh kayu manis, teh gaharu, hingga teh pasak bumi.
Buat anda pecinta kopi, ada
kopi gaharu dan kopi pasak bumi.
Gula aren juga ada.
Madu manis dan madu pahit, plus
madu kelulut, sangat baik untuk kesehatan. Madu kelulut ini hasil olahan petani
dari Kabupaten Tanah Laut, Kabupaten Tabalong, hingga Kabupaten Hulu Sungai
Tengah.
Sirup kayu manis.
Aneka keripik dan kerupuk.
Beras merah dan beras
hitam, pas buat pecinta organic food.
Beras organik ini hasil budidaya petani dari daerah Paramasan, Kabupaten
Banjar.
Kemiri, buat bumbu dapur.
Tas dan wadah barang nan
cantik.
Buat yang jualan sate atau
pentol, disini jual tusuknya. Hasil olahan bambu dari daerah Hulu Sungai.
Untuk hiasan dinding, ada Mandau,
parang, dan perisai. Khas Kalimantan Selatan tentunya.
Tikar dan nampan dari rotan
hasil kerajinan petani.
Cinderamata juga ada.
Terakhir, ada kain
sasirangan khas Kalimantan Selatan.
Pusat Pemasaran Hasil Hutan
Kalimantan Selatan sendiri lokasinya berada di Jalan Gatot Subroto, Kota
Banjarmasin. Jikalau rekan-rekan sekalian ada kesempatan untuk berkunjung ke
Kalsel, boleh banget lho untuk disempatkan berkunjung kesini. Selain produknya
bagus dan bermanfaat, hitung-hitung juga membantu untuk membangkitkan
perekonomian petani lokal dan membantu mempromosikan. Harganya pun sangat ramah
di kantong kita semua, hehehe
HHBK adalah salah satu
bukti lagi, bahwa keberadaan hutan memberikan manfaat tak terbatas bagi kehidupan
kita. Dan produk olahan HHBK ini adalah penegasan bahwa manfaat ekonomi dari
pengelolaan hutan tanpa harus merusak atau melakukan pembukaan lahan secara
berlebihan ternyata memang benar adanya.
Komentar
Posting Komentar